Senin, 19 Desember 2011

Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan Buleleng.

Sejarah Singkat Desa/Kelurahan Kaliuntu:

Kelurahan Kaliuntu yang ada saat ini sebenarnya pada jaman dahulu merupakan wilayah subak yang bernama subak Kaliuntu. Kondisi saat itu masih merupakan daerah lahan pertanian berupa persawahan dan tegalan.
Istilah Kaliuntu ini sudah ada sejak jaman dahulu kala (sebelum penjajahan Belanda) namun belum banyak orang yang mengenal sementara orang mengatakan bahwa Kaliuntu di ambil dari nama atau istilah penyebutan dari sungai yang tidak ada kelanjutannya atau sungai buntu. Sungai diartikan sebagai kali, untu berubah menjadi buntu tidak ada kelanjutannya. Kedua istilah ini digabungkan jadilah kaliuntu di kenal dengan istilah Kaliuntu.
Nama dan istilah ini kemungkinan ada hubungan dengan system pembangunan saluran irigasi subak berpetak-petak/sungai yang tidak berlanjut-lanjut. Pemilik sawah yang ada di wilayah subak Kaliuntu kebanyakan berasal dari Banjar Jawa, Jawa Tengah Penyakap berasal dari luar Desa wilayah.
Mengingat luasnya wilayah kerja subak Kaliuntu maka muncullah inisiatip warga untuk mendirikan suatu perbekel. Kira-kira tahun 1945-an dibentuklah suatu perbekel untuk pertama kali dijabat oleh:
  1.           * Putu Metra
  2.          * Wayan Tanjung
  3.          * Tangkeban
Sebelum menjadi perbekel di istilahkan dengan sebutan kelian manca. Kira-kira tahun 1982 barulah dari perbekel menjadi lurah
Pada awalnya hanya ada gubuk-gubuk tempat tinggal sementara tidak lebih dari 15 Kepala keluarga. Migrasi terjadi pada saat jaman kemerdekaan. Mereka berasal dari karangasem, Klungkung, Tabanan, bangli, Kaliuntu resminya menjadi kelurahan sejak tahun 1982.